Pada 11 Agustus 2025, Trump menandatangani perintah eksekutif yang memperpanjang jeda tarif perdagangan dengan China selama 90 hari, hingga sekitar 10 November 2025 . Kebijakan ini menjaga tarif impor dari China tetap di 30%, serta mempertahankan tarif AS terhadap ekspor China sebesar 10%, dan mencegah peningkatan drastis tarif menjadi 145% .
2. Tujuan Strategis Penundaan
Melindungi sektor ritel AS menjelang musim belanja akhir tahun (Christmas season), sehingga harga dan pasokan tetap stabil .
Memberi waktu tambahan bagi negosiasi perdagangan antara Washington dan Beijing. Dalam bulan-bulan sebelumnya, delegasi dari kedua negara bertemu di sejumlah kota—Geneva, London, Stockholm—untuk merundingkan kesepakatan jangka panjang .
3. Dampak Global dan Panggilan Pasar
Pengumuman perpanjangan ini disambut positif oleh pasar keuangan global: indeks saham Asia, termasuk Jepang dan Australia, mencatat reli; futures S&P 500 dan Nasdaq juga menguat .
Sikap ini mencerminkan kelegaan pasar terhadap risiko eskalasi perang dagang yang bisa menghancurkan rantai pasokan dan menaikkan biaya impor.
4. Retorika dan Taktik Perdagangan
Trump kembali menyatakan bahwa kesepakatan ini bertujuan untuk mengatasi isu seperti ketimpangan perdagangan, akses pasar, dan keamanan nasional .
Ia juga terdorong agar China meningkatkan pembelian kedelai AS sebagai salah satu syarat politik, walaupun permintaan tersebut menuai skeptisisme .
Namun, politisi dan pengamat menyebut bahwa penundaan ini mencerminkan pendekatan negosiasi taktis—memperlama aliansi, tetapi dengan retorika agresif—sering disebut sebagai “TACO trade” (“Trump Always Chickens Out”) .
---
Ringkasan Singkat
Pertanyaan: Kenapa Trump tunda tarif China? Jawaban: Karena ia ingin melindungi ekonomi dan konsumen AS menjelang akhir tahun, memberikan ruang bagi negosiasi lanjutan dengan China, dan mencegah eskalasi tarif yang bisa melumpuhkan perdagangan—sementara menjaga kerangka perundingan tetap berjalan.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
1. Perpanjangan Jeda Tarif Selama 90 Hari
Pada 11 Agustus 2025, Trump menandatangani perintah eksekutif yang memperpanjang jeda tarif perdagangan dengan China selama 90 hari, hingga sekitar 10 November 2025 .
Kebijakan ini menjaga tarif impor dari China tetap di 30%, serta mempertahankan tarif AS terhadap ekspor China sebesar 10%, dan mencegah peningkatan drastis tarif menjadi 145% .
2. Tujuan Strategis Penundaan
Melindungi sektor ritel AS menjelang musim belanja akhir tahun (Christmas season), sehingga harga dan pasokan tetap stabil .
Memberi waktu tambahan bagi negosiasi perdagangan antara Washington dan Beijing. Dalam bulan-bulan sebelumnya, delegasi dari kedua negara bertemu di sejumlah kota—Geneva, London, Stockholm—untuk merundingkan kesepakatan jangka panjang .
3. Dampak Global dan Panggilan Pasar
Pengumuman perpanjangan ini disambut positif oleh pasar keuangan global: indeks saham Asia, termasuk Jepang dan Australia, mencatat reli; futures S&P 500 dan Nasdaq juga menguat .
Sikap ini mencerminkan kelegaan pasar terhadap risiko eskalasi perang dagang yang bisa menghancurkan rantai pasokan dan menaikkan biaya impor.
4. Retorika dan Taktik Perdagangan
Trump kembali menyatakan bahwa kesepakatan ini bertujuan untuk mengatasi isu seperti ketimpangan perdagangan, akses pasar, dan keamanan nasional .
Ia juga terdorong agar China meningkatkan pembelian kedelai AS sebagai salah satu syarat politik, walaupun permintaan tersebut menuai skeptisisme .
Namun, politisi dan pengamat menyebut bahwa penundaan ini mencerminkan pendekatan negosiasi taktis—memperlama aliansi, tetapi dengan retorika agresif—sering disebut sebagai “TACO trade” (“Trump Always Chickens Out”) .
---
Ringkasan Singkat
Pertanyaan: Kenapa Trump tunda tarif China?
Jawaban: Karena ia ingin melindungi ekonomi dan konsumen AS menjelang akhir tahun, memberikan ruang bagi negosiasi lanjutan dengan China, dan mencegah eskalasi tarif yang bisa melumpuhkan perdagangan—sementara menjaga kerangka perundingan tetap berjalan.