Pada akhir 2024, tiga akademisi pemasaran Jerman menyelesaikan sebuah penelitian yang merenungkan, yang mungkin akan membuat semua perusahaan yang menerima pembayaran dengan aset kripto merasa khawatir. Dengan menganalisis lebih dari 22,7 juta catatan transaksi stabilcoin individu, para peneliti berhasil merekonstruksi profil informasi pelanggan lengkap dari delapan merek yang langsung berhadapan dengan konsumen, termasuk proporsi dompet, frekuensi pesanan, rata-rata pengeluaran, serta data bisnis kunci seperti musim penjualan.
Perlu dicatat bahwa penelitian ini tidak menggunakan teknik peretasan atau privilese internal, melainkan hanya mengandalkan data blockchain publik dan analisis kode Python sederhana. Fenomena ini mengungkapkan paradoks privasi yang dihadapi oleh bidang stablecoin pada tahun 2025.
Sementara itu, pasar stablecoin sedang mengalami pertumbuhan yang eksplosif. Data menunjukkan bahwa aplikasi stablecoin di jaringan Base tidak lagi menjadi percobaan dalam skala kecil. Menurut statistik dari Token Terminal, hanya pada kuartal pertama tahun 2025, total transaksi di jaringan lapisan kedua (L2) mencapai angka yang luar biasa sebesar 3,81 triliun dolar AS, menciptakan rekor sejarah baru, dan kurva pertumbuhannya telah melampaui kecepatan perkembangan awal jaringan kartu kredit tradisional.
Bahkan jika faktor transfer internal dikeluarkan, angka ini masih sangat besar. Sekitar 65% dari nilai terkunci di ekosistem Ethereum (sekitar 130 miliar USD) terkonsentrasi di bidang stablecoin. Tether memegang obligasi pemerintah AS hampir 120 miliar USD, dengan pendapatan kuartalan mencapai satu miliar USD. Data juga menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi sistem pembayaran stablecoin Stripe dapat menjangkau pasar internasional yang lebih luas.
Perkembangan cepat ini memicu diskusi penting tentang keseimbangan antara transparansi transaksi blockchain dan kerahasiaan data bisnis. Seiring dengan semakin pentingnya stablecoin dalam sistem pembayaran global, perusahaan mungkin perlu mengevaluasi kembali strategi pembayaran digital mereka untuk memastikan informasi sensitif bisnis terlindungi dengan baik.
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Pada akhir 2024, tiga akademisi pemasaran Jerman menyelesaikan sebuah penelitian yang merenungkan, yang mungkin akan membuat semua perusahaan yang menerima pembayaran dengan aset kripto merasa khawatir. Dengan menganalisis lebih dari 22,7 juta catatan transaksi stabilcoin individu, para peneliti berhasil merekonstruksi profil informasi pelanggan lengkap dari delapan merek yang langsung berhadapan dengan konsumen, termasuk proporsi dompet, frekuensi pesanan, rata-rata pengeluaran, serta data bisnis kunci seperti musim penjualan.
Perlu dicatat bahwa penelitian ini tidak menggunakan teknik peretasan atau privilese internal, melainkan hanya mengandalkan data blockchain publik dan analisis kode Python sederhana. Fenomena ini mengungkapkan paradoks privasi yang dihadapi oleh bidang stablecoin pada tahun 2025.
Sementara itu, pasar stablecoin sedang mengalami pertumbuhan yang eksplosif. Data menunjukkan bahwa aplikasi stablecoin di jaringan Base tidak lagi menjadi percobaan dalam skala kecil. Menurut statistik dari Token Terminal, hanya pada kuartal pertama tahun 2025, total transaksi di jaringan lapisan kedua (L2) mencapai angka yang luar biasa sebesar 3,81 triliun dolar AS, menciptakan rekor sejarah baru, dan kurva pertumbuhannya telah melampaui kecepatan perkembangan awal jaringan kartu kredit tradisional.
Bahkan jika faktor transfer internal dikeluarkan, angka ini masih sangat besar. Sekitar 65% dari nilai terkunci di ekosistem Ethereum (sekitar 130 miliar USD) terkonsentrasi di bidang stablecoin. Tether memegang obligasi pemerintah AS hampir 120 miliar USD, dengan pendapatan kuartalan mencapai satu miliar USD. Data juga menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi sistem pembayaran stablecoin Stripe dapat menjangkau pasar internasional yang lebih luas.
Perkembangan cepat ini memicu diskusi penting tentang keseimbangan antara transparansi transaksi blockchain dan kerahasiaan data bisnis. Seiring dengan semakin pentingnya stablecoin dalam sistem pembayaran global, perusahaan mungkin perlu mengevaluasi kembali strategi pembayaran digital mereka untuk memastikan informasi sensitif bisnis terlindungi dengan baik.